Rabu, 03 Februari 2016

Nak, minum ASIP juga enak yah



Nama : Tri Yuni Gasianty
umur : 26 Tahun
Alamat : Komp Sangkuriang Indah Blok F No 8 RT 59 RW 23 Kecamatan Sako Palembang
Telepon : 0852 68283356

Tema : “Mau Bertanya Nggak Sesat di Jalan” #AskBNI
Judul : Nak, minum ASIP juga enak yah


Aku seorang wanita 26 tahun yang bekerja di salah satu perusahaan swasta, tanggal 9 November 2015 lalu aq melahirkan anak kedua kami seoarang anak laki-laki bernama Ahmad Syadzili. Sebut saja Dzili panggilannya.


Sebagai seorang wanita yang baru menempuh karir, pemberian ASI (Air Susu Ibu) adalah momok yang paling penting untuk sikecil apalagi aku bekerja selama 10 jam lamanya diluar. Pemberian ASI yang sangat penting untuk sikecil adalah 2 tahun, secara ASI Eksklusif selama 6 bulan. Jujur pada anak pertamaku Assyifa Kaisyafani yang saat ini berumur 3 tahun 6 bulan aku hanya mampu memberikan asi selama 8 bulan dan itu intensitasnya hanya malam saja. Selebihnya minum Susu Formula.  Aku sangat bertekad untuk anak kedua ku ini supaya bisa memberikan asi full selama 2tahun.
Dizaman yang serba maju ini, apa yang tidak mungkin. Untuk pemberian asi aku memberikan ASIP kepada Dzili. Dengan cara memompa setiap 2 jam sekali. Pengetahuan ini aq dapat dari seorang teman kantorku yang saat ini masih menekuni kegiatan pompa 2jam sekali (Pumping). Awalnya berat sekali aku melakukan rutinitas ini, capek, bosan sampai tangan pegal udah aq alami. Tapi namanya Risiko ibu karir dan ibu menyusui yah gini deh risiko adalah hal biasa bukan momok yang perlu ditakutkan 

 CARA MEMERAH ASI
Secara dasar, prinsip memerah ASI hampir sama dengan mengeluarkan pasta gigi. Bila kita hanya menekan ujung pasta gigi, tentu pastanya tak akan keluar, jadi harus menekan agak ke belakang. Bila ASI tak keluar banyak, kemungkinan teknik ibu salah. Mungkin cara memerah ASI-nya seperti melakukan massage payudara. Cara ini tak akan mengeluarkan ASI, karena yang ditekan pada pijat  payudara adalah ‘pabrik’ ASI bukan ‘gudang’nya. Ibu tak bisa langsung mengeluarkan ASI dari ‘pabrik’ tapi harus melalui ‘gudang’ dulu. Jadi, bila tekniknya sudah benar, lama-kelamaan memerah ASI akan menjadi pekerjaan biasa. Waktu yang dibutuhkan pun sekitar 20- 30 menit saja, tapi susu yang terkumpul bisa mencapai 500 ml.
Namun demikian, ada beberapa aturan yang penting diperhatikan sebelum sebelum Ibu memberikan ASI perah (ASIP) pada si bayi. Pertama, sebelum bayi berusia 4 bulan, sebaiknya ASIP TIDAK diberikan menggunakan dot dulu karena bayi akan mengalami bingung puting. Maksudnya, ia akan susah untuk kembali menyusu dengan benar pada payudara ibu. Kedua, bila Ibu sedang bersama bayi, bayi harus menyusu langsung pada Ibu, jangan memberikan ASIP.  Memerah ASI bukanlah hal yang sulit, bahkan tidak selalu membutuhkan alat khusus atau pompa ASI. Cukup dengan pijitan dua-tiga jari sendiri, ASI bisa keluar lancar. Hal ini memang membutuhkan waktu, yakni masing-masing payudara berkisar 15 menit. ASI ini bisa disimpan lalu diberikan untuk bayi keesokan harinya.



Menggunakan Pompa ASI Jika menggunakan pompa, alat pompa ASI elektrik adalah cara bantu pemerahan ASI ASI yang paling baik dan efektif. Hanya saja, harganya relatif mahal. Cara lain yang lebih terjangkau bila punya dana lebih, yaitu menggunakan poma dengan mekanisma piston atau pompa berbentuk suntikan. Prinsip kerja alat ini memang seperti suntikan, hingga memiliki keunggulan, yaitu setiap jaringan pompa mudah sekali dibersihkan dan tekanannya bisa diatur. Sayangnya, pompa-pompa ASI yang ada di Indonesia jarang sekali berbentuk suntikan, lebih banyak berbentuk corong dan bohlam (squeeze and bulb). Bentuk squeeze dan bulb tak pernah dianjurkan banyak ahli laktasi dan ASI. Bentuk pompa seperti ini sulit dibersihkan bagian belakang yang bentuknya menyerupai bohlam karena terbuat dari karet hingga tak bisa disterilisasi. Selain itu, tekanannya tak bisa diatur, hingga tak bisa sama/rata.


CARA MENYIMPAN
Cara terbaik untuk menyimpan ASIP adalah menggunakan botol dari stainless steel (baja antikarat), namun ini tidak banyak dijual. Pilihan terbaik kedua adalah botol yang terbuat dari gelas (kaca), dan terbaik ketiga botol plastik. Kebanyakan ibu lebih menyukai botol yang terbuat dari plastik demikian juga halnya dengan rumah sakit/klinik bersalin, karena plastik tidak mudah pecah. Untuk pilihan lebih ekonomis, saat ini telah tersedia botol kaca dengan kapasitas 50-200 ml. Apapun jenis botolnya, sebaiknya memiliki tutup yang kencang/rapat.  Botol berwarna-warni sebaiknya tidak digunakan karena zat warnanya bisa masuk ke dalam ASI.
Pilihan terakhir adalah menyimpan ASI perah di dalam plastik yang lembek atau kantong susu, sebab akan banyak zat-zat di dalam ASI yang akan tertinggal (menempel) pada dinding plastik. Menyimpan ASI di dalam kantong susu bisa menimbulkan beberapa masalah. Susu bisa menempel pada sisi kantong sehingga jumlah yang diberikan kepada bayi akan berkurang. Kantong susu juga lebih peka terhadap kontaminasi akibat kebocoran. Beberapa produsen pompa ASI membuat kantong susu yang nyaman untuk digunakan dan terbuat dari plastik yang lebih tebal tetapi harganya mahal. Jika hendak menggunakan kantong, sebaiknya digunakan 2 lapis kantong lalu disimpan di dalam wadah plastik yang tertutup rapat, baru masukkan ke dalam freezer. Hal ini akan membantu mengurangi terjadinya robekan pada kantong. Pada saat menghangatkan, sebaiknya batas atas air tidak melebihi kantong sehingga air tidak masuk ke dalam kantong. Jika air yang digunakan untuk menghangatkan tampak berawan/keruh, berarti telah terjadi kebocoran dan ASI tersebut harus dibuang.



Berilah label pada setiap kemasan ASI yang mencantumkan tanggal pemerahan ASI dan gunakan terlebih dahulu stok yang terlama. Jika bayi Ibu dirawat di RS, pastikan bahwa pada label juga tertera nama anda/bayi Ibu dengan jelas, sehingga ASI tidak tertukar.
Untuk bayi kurang dari 6 minggu, sebaiknya ASI disimpan dalam botol sebanyak 30 – 60 ml, sehingga waktu yang diperlukan untuk menghangatkan tidak terlalu lama dan ASI tidak banyak terbuang. Untuk bayi yang lebih besar, jumlah ASI yang disimpan perbotolnya bisa disesuaikan dengan jumlah susu yang biasanya diminum. Tetapi akan lebih baik jika tetap menyimpan ASI dalam jumlah yang lebih kecil, kalau sewaktu-waktu bayi anda menginginkan susu lebih atau untuk selingan.
Hingga saat ini belum banyak penelitian mengenai ASI yang telah disimpan, dihangatkan dan baru sebagian diminum oleh bayi. Akan lebih aman untuk memberikan ASI yang sebelumnya telah disimpan dalam waktu 1-2 jam setelah dihangatkan. Dan jika ASI masih tersisa, sebaiknya dibuang dan tidak disimpan lagi.
Setelah diperah, ASI harus di simpan dengan baik agar dapat bertahan lama. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat dalam tabel petunjuk penyimpanan ASI di bawah. Perlu diperhatikan, umumnya para dokter tidak menyarankan penyimpanan ASI di freezer. Sebab ASI yang telah disimpan di freezer akan mengalami perubahan dalam hal jumlah imunoglobulin, yaitu protein molekul yang berfungsi sebagai daya tahan tubuh, karena ada yang mati akibat kedinginan. Lebih dianjurkan untuk memasukkan ASI ke dalam termos dan lemari es. ASIP yang dimasukkan ke termos dan lemari es tak mengalami perubahan komposisi gizi sama sekali. Hanya mungkin warna dan bentuknya saja yang berubah.

Ringkasan:
  1. Ambil ASI berdasarkan waktu pemerahan, pada botol yang sudah diisi asi aq selalu memberikan penomoran berdasarkan tanggal hari itu diperah (yang pertama diperah yang diberikan lebih dahulu) atau yang paling segar (baik metode First In First Out/FIFO maupun Last In First Out/LIFO, perhatikan masa kadaluarsa)
  2. Jika ASI beku, cairkan di bawah air hangat mengalir. Untuk menghangatkan, tuang ASI dalam wadah, tempatkan di atas wadah lain berisi air hangat.
  3. Kocok dulu sebelum mengetes suhu ASI. Lalu tes dengan cara meneteskan ASI di punggung tangan. Jika terlalu panas, angin-anginkan agar panas turun.
  4. Jangan gunakan microwave atau oven untuk menghangatkan karena akan menghancurkan nutrisi dan bahan-bahan kekebalan yang terkandung dalam ASI.
    • Bagaimana dengan ASIP beku yg telah dicairkan ?
    • bisa bertahan di suhu ruang maksimal 4 jam,
    • jika belum dihangatkan, bisa dikembalikan ke lemari es dan bertahan 24 jam,
    • jangan dibekukan kembali
  5. Bagaimana dengan ASIP yg sudah direndam air hangat tapi belum diminum?
    • bisa dikembalikan ke lemari es, tetapi hanya bertahan 4 jam
    • jangan dibekukan kembali
  6. Bagaimana dengan yang sudah diminum bayi (terkena mulut bayi)? Dibuang saja

Berikut ini keuntungan ASI yang aku rasakan daripada Susu Formula :
- Sumber nutrisi dan kalori yang lengkap, komposisi ASI berubah setiap saat sesuai dengan kebutuhan bayi.
- Perlindungan optimal dari berbagai penyakit karena mengandung zat imunitas dan antibodi. Udah aq bedain sendiri kok anak yang asi full jarang sakit-sakitan ketimbang anak sufor
- Meningkatkan kecerdasan (IQ) bayi karena mengandung nutrien tinggi untuk sel otak.
- Meningkatkan perkembangan emosi, kepribadian, dan kepercayaan diri.
- Meningkatkan kualitas kesehatan mama.
- Mengurangi pencemaran lingkungan.
- lebih irit dan uang pembelian susu formula bisa ditiadakan dan bisa dialokasikan ke pengeluaran yang lain \:D/
Untung aq banyak bertanya pada temanku, karena aq ingat malu bertanya sesat dijalan. Maka aku sendiri yang mengubahnya Mau Bertanya Nggak Sesat di Jalan” #AskBNI

Aku Berdoa pada Allah yang maha kuasa, agar selalu sehat, fit dan kuat agar bisa menjadi ibu karir dan ibu rumah tangga yang sejati,, yang bisa kasih Asi Full pada anak bujang dan anak bujang mau meminumnya.... Good Luck For ME



Tidak ada komentar:

Posting Komentar